Perawakan: herba rendah sampai tinggi, perennial, batang asli berupa rimpang di bawah tanah, tinggi lebih dari 1 m. Batang: batang semu berupa kumpulan pelepah daun yang berseling, di atas tanah, beberapa batang berkoloni, hijau, rimpang; merayap, berdaging, gemuk, aromatik. Daun: tunggal, berpelepah, duduk berseling, pelepah; membentuk batang semu, helaian; bentuk lanset sempit, terlebar di tengah atau di atas tengah, panjang 3-7 kali lebar, pangkal runcing atau tumpul, ujung sangat runcing atau meruncing, berambut di permukaan atas, tulang daun atau di pangkal, 14-40 x 3-8,5 cm, tangkai berambut, 4-5 mm. Lidah daun; tegak, tumpul, seperti membran, berambut 1,5-3 cm. Bunga: susunan majemuk bulir, bentuk bola atau memanjang, muncul di atas tanah, tegak, berambut halus, ramping tebal, 9-31 cm. 1,5-1,6 kali lebar, ujung agak membulat melebar, daun pelindung dengan ujung datar, ukuran 1,54 x 1,54 cm, sisik tangkai bulir 4-6, lanset, tumpul, berambut, merah, 3-6,5 cm. Daun pelindung sangat lebih besar dari kelopak, sama panjang dengan tabung mahkota. Ukuran bulir 3,5-10,5 x 1,75-5,5 cm. Kelopak: 13-17 mm. Mahkota: kuning terang, hijau gelap, atau putih, tabung 2-3 cm, cuping bulat telur bulat memanjang, ujung meruncing atau runcing, daun mahkota posterior paling besar 1,5-2,5 x 1-2 cm, bibir-bibiran bulat telur atau membulat, jingga atau kuning lemon, 12-20 x 15-20 mm. Benang sari: kepala sari elip-bulat memanjang, kuning terang, 8-10 mm, penghubung 7 mm. Putik: bakal buah 3 ruang, bakal biji banyak, posisi aksiler, tangkai putik bercabang dua bebas. Buah: bulat telur terbalik, merah, 12 x 8 mm. Biji: bulat memanjang bola, rata-rata 4 mm. Waktu berbunga : Januari- April. Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya Tumbuhan dapat ditemukan di Asia tropis, tumbuh liar di hutan dataran dengan ketinggian hingga 1200 m dpl., di Jawa sering ditanam di pekarangan dan tempat-tempat lain yang basah, tapi pada umumnya tumbuh liar. Lempuyang dapat ditanam dari potongan-potongan rimpang yang mempunyal mata tunas atau anakan muda. Pengolahan tanah dapat dengan bajak dan dicangkul hingga gembur, kemudian tanah dibuat guludan kecil-kecil dengan jarak 30-50 cm. Pupuk kandang, penyiangan gulma dan pembumbunan sangat diperlukan.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA: Zingiberis zerumbeti rhizoma; Rimpang Lempuyang Gajah
NAMA DAERAH: NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA: Zingiberis zerumbeti rhizoma; Rimpang Lempuyang Gajah
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS: Tajam, menetralkan, dan membersihkan darah. KHASIAT: Analgesik dan stimulan Efek Biologi dan Farmakologi: Rimpang: hasil suatu penclitiam diperoleh informasi bahwa Lempuyang gajah dapat menghambat gerakan peristaltik usus halus kelinci terpisah. Ekstrak rimpang lempuyang gajah yang larut dalam etanol pada dosis 1,35% g/kgBB dan 2 g/kgBB berefek diuretik, dan mempengaruhi waktu tidur. Pada kadar 0,46% v/v dalam air berefek sebagai antelmintik pada Ascaris summ; aktivitas 0,2 mI minyak atsiri lempuyang gajah sebanding dengan 1 mg mebendazol. Ester asam 4-metoksi sinamat berefek toksik terhadap fungi dan 3",4"-diasetllafzelin berefek toksik terhadap sel; di samping itu golongan senyawa yang termasuk furanogermenon bersifat toksik terhadap larva Spodoptera littoralis. Sulanto S. Danu R., Reg. Sumastuti, dan Samekto Wibowo. Bagian Farmakologi, FK UGM. Telah melakukan penelitian pengaruh infus rimpang Lempuyang Gajah terhadap jejunum kelinci yang terisolasi. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus rimpang mempurlyai pengaruh mengurangi kontraksi jejunum.
SIFAT KHAS: Tajam, menetralkan, dan membersihkan darah. KHASIAT: Analgesik dan stimulan Efek Biologi dan Farmakologi: Rimpang: hasil suatu penclitiam diperoleh informasi bahwa Lempuyang gajah dapat menghambat gerakan peristaltik usus halus kelinci terpisah. Ekstrak rimpang lempuyang gajah yang larut dalam etanol pada dosis 1,35% g/kgBB dan 2 g/kgBB berefek diuretik, dan mempengaruhi waktu tidur. Pada kadar 0,46% v/v dalam air berefek sebagai antelmintik pada Ascaris summ; aktivitas 0,2 mI minyak atsiri lempuyang gajah sebanding dengan 1 mg mebendazol. Ester asam 4-metoksi sinamat berefek toksik terhadap fungi dan 3",4"-diasetllafzelin berefek toksik terhadap sel; di samping itu golongan senyawa yang termasuk furanogermenon bersifat toksik terhadap larva Spodoptera littoralis. Sulanto S. Danu R., Reg. Sumastuti, dan Samekto Wibowo. Bagian Farmakologi, FK UGM. Telah melakukan penelitian pengaruh infus rimpang Lempuyang Gajah terhadap jejunum kelinci yang terisolasi. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus rimpang mempurlyai pengaruh mengurangi kontraksi jejunum.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
rimpang.
KEGUNAAN
1. Batu ginjal.
2. Disentri.
3. Kejang pada anak-anak.
4. Mencret.
5. Membangkitkan nafsu makan.
6. Penyegar.
7. Sakit kuning.
8. Sakit kulit.
9. Selesma.
10. Sakit kulit (obat luar).
RAMUAN DAN TAKARAN
Sakit Perut
Penderita sakit perut dengan tinja berwarna abuabu dan berlendir dapat diobati dengan ramuan sebagai berikut.
Ramuan:
Rimpang Lempuyang Gajah 1 jari tangan
Air matang 2 sendok makan
Cara pembuaatan:
Lempuyang Gajah diparut, ditambah air lalu diperas. Beningannya disimpan semalam, kemudian endapan yang terjadi dipisahkan dengan menuangkan beningannya.
Cara pemakaian:
Diminum 1 kali sehari 1 ramuan.
Lama pengobatan:
Diulang selama 4 hari.
rimpang.
KEGUNAAN
1. Batu ginjal.
2. Disentri.
3. Kejang pada anak-anak.
4. Mencret.
5. Membangkitkan nafsu makan.
6. Penyegar.
7. Sakit kuning.
8. Sakit kulit.
9. Selesma.
10. Sakit kulit (obat luar).
RAMUAN DAN TAKARAN
Sakit Perut
Penderita sakit perut dengan tinja berwarna abuabu dan berlendir dapat diobati dengan ramuan sebagai berikut.
Ramuan:
Rimpang Lempuyang Gajah 1 jari tangan
Air matang 2 sendok makan
Cara pembuaatan:
Lempuyang Gajah diparut, ditambah air lalu diperas. Beningannya disimpan semalam, kemudian endapan yang terjadi dipisahkan dengan menuangkan beningannya.
Cara pemakaian:
Diminum 1 kali sehari 1 ramuan.
Lama pengobatan:
Diulang selama 4 hari.
Komposisi :
Rimpang: kurkumin, suatu zat warna kuning; di samping itu ditemukan pula 3",4"-diasetilafzelin (mempunyai efek sitotoksik). Minyak atsiri rimpang terdiri dari sineol, dipenten, limonen, kariofilen, arkurkumen,y-g?kadinen, kariofilenoksid, humulenepoksid I, II, III,-humulenol I, II; heksahidrohumulenol II, heksahidro humulenon, zerumbonoksid; kamfen (16%), humulen (17%); zerumbon (36%). Pada RAS lain ditemukan mirsen (22%), a-terpineol (45%), dan y-terpinen (10%).
Rimpang: kurkumin, suatu zat warna kuning; di samping itu ditemukan pula 3",4"-diasetilafzelin (mempunyai efek sitotoksik). Minyak atsiri rimpang terdiri dari sineol, dipenten, limonen, kariofilen, arkurkumen,y-g?kadinen, kariofilenoksid, humulenepoksid I, II, III,-humulenol I, II; heksahidrohumulenol II, heksahidro humulenon, zerumbonoksid; kamfen (16%), humulen (17%); zerumbon (36%). Pada RAS lain ditemukan mirsen (22%), a-terpineol (45%), dan y-terpinen (10%).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar